Be my baby part 5 -cagni / icil version-
"pake jaketnya nanti lo kedinginan", cakka
melepaskan jaketnya dan memakainya ke agni. Agni tersenyum tipis sembari
mengangguk, "makasih ya kka"
Cakka mengangguk pelan, mereka berjalan menuju parkiran
sekarang dan mulai menyalakan motornya.
Angin malam pun berhembus, agni kembali tertidur di pundak
cakka dengan tangan memeluk erat pinggangnya. Cakka melihat dari spion
bagaimana ekspresi wajah agni ketika tidur, 'manis'.
Dia bingung apa yang harus dilakukannya sekarang, di satu sisi ia menyukai agni
dan disisi lain ia tidak mau mengkhianati sahabatnya sendiri. Entah apa yang di
punya dari agni, tapi cakka sangat menyukainya
----------------------
"Ag, bangun, kita udah sampe", cakka melepas
helmnya dan menggerakan badan agni perlahan. Agni terbangun dan melihat ke
sekitarnya, "jam berapa kka?"
Cakka melihat ke arloji, turun dari motornya. "Ada
siapa aja di rumah?"
Agni menatap wajah cakka dengan heran, "gue lagi
sendiri di rumah, sekarang jam berapa?"
"Jam 10", cakka menjawab singkat. Agni seketika
langsung kaget dan panik, "yaampun kka…. Kok bisa selama itu sih di
jalan?"
"lo tidur tadi, gatau aja kalo jalanan macet. Yaudah lo
masuk gih sana, besok sekolah kan, gue balik dulu", cakka kembali menaiki
motornya dan mulai pergi menjauhi agni. Agni pun segera masuk ke dalam rumah
dan menuju ke arah kamarnya.
-----------------------
-pagi hari di koridor-
"Pagi ag", sapa Alvin dengan mata sipitnya. Agni
tersenyum tipis dan kembali berjalan dengan santainya.
"nanti sore ada acara ga?", agni pun sontak
berhenti dan menatap Alvin dengan wajah bingung.
"emangnya kenapa?"
"gue mau ngajak jalan lo, having dinner. Kalo lo ga
keberatan jam 7 nanti gue jemput ya. Rumah lo dimana? Tolong sebutin alamatnya
dong", Alvin membuka handphonenya,siap mengetik apa yang akan di ucapkan
agni selanjutnya.
"gimana kalo lo kerumah gue aja, lo bawa makanan, nanti
makannya di rumah gue. Kebetulan banget gue lagi sendirian di rumah. Jadi…. Ya,
boleh lah itung-itung besok libur juga kan?", agni menatap Alvin perlahan.
Lalu kembali menghadap lurus ke jalan. Alvin menjadi kikuk ketika agni
menatapnya seperti itu.
"mm…. iya boleh kok, jam 7 ya nanti gue kerumah
lo", agni mengangguk pelan, "nanti line gue ya". Alvin
mengangguk tanda mengerti dan berjalan menjauhi agni.
----------------------------------
-istirahat-
"ada yang punya linenya agni gak?", Alvin mengaduk
pelan jus yang baru saja di belinya.
"gue punya nih", cakka menjawab dengan santainya
sambil mengeluarkan handphonenya.
"vin kayaknya lo kalah start nih di banding
cakka", iel mencolek pipi Alvin sembari tersenyum mengejek.
"apa-apaan sih yel", Alvin melepas tangan iel dari
wajahnya. "send contact ke line gue ya", cakka mengangguk pelan dan
memberikan jempol nya tanda setuju.
"btw kka, gimana lo bisa dapetin linenya agni?",
iel membuka percakapan. Cakka menaruh kembali handphonenya ke dalam sakunya,
"rahasia….", cakka tersenyum kecil dan kembali memakan makanannya.
"oh jadi gitu ya mau rahasia-rahasiaan sama
temen…..", Alvin menyeritkan dahinya. Cakka hanya tertawa kecil,
"hahaha, agni ngeline gue nanya pr, udah tau kan sekarang?"
"ohhh… nanya pr, dikirain apa gitu", Alvin
mengganguk pelan.
"eh gue ke kelas dulu ya", cakka bangun dari kursi
namun segera di tahan oleh iel, "tumben balik cepet, kenapa?"
"masih ada urusan nih, duluan ya", cakka berjalan
menjauh dari mereka dengan segera.
---------------------------------
-koridor-
"eh agni," cakka berpapasan dengan agni. Agni
berhenti dari jalannya, "eh iya kka, ada apa?"
"di rumah lo masih ga ada orang?", cakka menggaruk
pelan rambutnya tanda ragu.
"masih, kenapa emangnya? Lo mau ngajak gue jalan
lagi?", agni melihat cakka dengan heran.
"iya sih…. Lo bisa ga?", cakka dengan penasaran
ingin mendengar jawaban agni.
"yah….", ucapan agni terpotong. "kenapa
ag?"
"maaf ya gue ga bisa, gue udah ada janji sama Alvin.
Lain kali aja ya", agni tersenyum dengan wajah sedikit kecewa.
"oh.. udah sama Alvin ya, yaudah deh gapapa, duluan ya
ag", cakka kembali berjalan menjauhi agni dengan perasaan tidak karuan. 'kalah start deh….'
---------------------------
-malam hari-
Suara klakson menyadarkan agni yang sedang berada di
kamarnya. Agni segera berlari kecil ke arah luar untuk membukakan pintu dan Alvin
sudah berdiri disana dengan jaket hitam miliknya.
"yuk masuk", agni membukakan pagar dan menyuruh Alvin
agar memarkirkan motornya di garasi miliknya. Alvin hanya mengangguk dan segera
masuk ke dalam rumah agni.
-----------------------------
"maaf ya vin adanya ini aja", ucap agni sambil
membawakan segelas es jeruk beserta camilan ke meja di ruang tamunya.
"iya gapapa kok, santai aja gausah repot-repot. Btw rumah
segede ini gaada pembantu?", Alvin bertanya sekaligus melihat ke arah
sekeliling rumah.
"ada kok, cuma ya ga tiap hari datengnya, kalo rumah
berantakan banget baru deh dia dateng, emang kenapa vin?", agni membuka
toples makanannya dan mengarahkannya kepada Alvin, "makan vin biar gemuk
ga kurus kaya gini"
Alvin mengacak pelan rambut agni, "harusnya lo yang makan,
lo kan juga kurus, gue mah segini-gini aja juga udah bersyukur", Alvin mengambil
sedikit camilan dan memakannya.
"ag gue mau ngomong….", agni menoleh pelan ke arah
Alvin dan menatap Alvin dengan serius,
"mau ngomong apa vin?"
"tapi please lo jangan marah kalo denger ini….",
ucap Alvin dengan nada ketakutan dan memelas.
Agni hanya tersenyum kecil dan tertawa pelan, "lo aja
belom ngomong masa gue udah marah sama lo. Emang lo mau ngomong tentang apa
sih?"
"gue suka sama lo ag, lo mau ga jadi pacar gue?", Alvin
meraih tangan agni dan menggenggamnya dengan erat. Agni menghela nafas dan
memejamkan matanya. Lalu melihat Alvin dengan tatapan heran, "lo serius
sama ucapan lo?"
"gue serius ag…. Jujur, gue suka sama lo dari awal kita
ketemu, entah kenapa setiap di mimpi gue selalu ada elo… maaf kalo gue lancang
tapi gue takut lo bakalan dimilikin orang lain. Jadi gue ngelakuin ini, maaf….",
Alvin semakin menggenggam erat tangan agni.
Agni melepas genggaman Alvin dengan perlahan dan tersenyum ke
arah Alvin, "maaf vin.. gue ga bisa"
Bagaikan petir yang menyambar hati Alvin, "ke..kenapa?",
Alvin bingung dan bertanya-tanya. Agni mengelus pelan tangan Alvin dan
menatapnya dengan lekat, "buat saat ini gue gabisa, gue gamau nyakitin
orang yang sayang sama gue, daripada gue nerima lo tapi gue gak tulus. Lebih sakit
mana?"
Alvin menghela nafas dan menunduk, "gue terima
keputusan lo, tapi please ya abis ini kita jangan musuhan, kita masih bisa jadi
temen kan?", Alvin menatap agni dan memberikan senyum terbaiknya. Sementara
itu agni mengangguk pelan sebagai tanda setuju atas ucapan Alvin.
"makasih ag….makasih….", Alvin memeluk agni dengan
erat, agni mengelus punggung Alvin untuk menenangkannya.
--------------------------------
-esoknya-
"hai ag", via menyapa agni lalu duduk di
sebelahnya ketika agni baru saja sampai di sekolah.
"hai juga vi", agni menjawab sapaan via dan
tersenyum kecil.
"bĂȘte banget mukanya, ada apa nih?", via menatap
serius ke arah agni dengan tatapan ingin tahunya.
Agni menoleh ke arah via, "gue boleh cerita gak
vi?"
Via tersenyum menjawabnya, "sure, lo emangnya mau
cerita apa ag, gue dengerin sini", via memasang wajah seriusnya.
"kemaren Alvin dating ke rumah gue, terus…..",
agni menghentikan ucapannya, via semakin bertanya-tanya.
"terus kenapa? Lo ga diapa-apain kan sama dia?", Tanya
via penasaran.
"ngaco lo, ya engga lah….. dia nembak gue vi",
mendengar itu sontak via terkejut dan membulatkan matanya. "lo serius? Alvin
nembak lo? Kok bisa?"
Agni menggeleng, "gue gatau, pokoknya dia kemaren
kerumah gue dan dia bilang kalo dia suka sama gue dari awal kita ketemu"
"trus lo terima ga?", via antusias bertanya
sekaligus mendengar kelanjutannya.
"engga….", via yang mendengar itu langsung kecewa.
"kenapa ga lo terima sih……"
"karena gue suka sama orang lain….", Agni
mengalihkan pandangannya dan tersenyum kecil.
"siapa orang yang lo suka emangnya? Jangan bilang…….",
via mencolek pipi agni.
"jangan bilang apa…. Emang tau siapa orangnya?"
"cakka kan….. lo suka sama cakka kan?"
Agni menyengir dan tertawa pelan, "heheh….iya, gue suka
sama cakka"
"halah udah ketauan kok kalo lo suka sama dia, gue
dukung kok 1000% kalo perlu", via menepuk pundak agni sebagai
penyemangatnya.
"tapi gimana caranya dia bisa tau kalo gue suka sama
dia….", agni berfikir keras.
"gue tau…… minggu depan kan study tour, gimana kalo lo
nembak dia aja, lo kasih suprise gitu…. Mumpung dia belom jadi punya orang"
"maksudnya? ya tapi kan gue cewe masa gue nembak sih.....", agni menatap via dengan wajah heran.
"kan sekarang udah emansipasi wanita kali ag, masa cewe nunggu mulu yang ga pasti, lagu pula shilla mantannya cakka masih ngejar dia, daripada
kalah start kan"
"bener juga ya…. Makasih banyak vi sarannya", agni
tersenyum senang mendengar saran dari via.
"sama-sama ag, gue doain lancar ya", via menepuk
pundak agni sebagai tanda semangat sekaligus
tersenyum senang.
Komentar
Posting Komentar