Be my baby part 6 (cagni/icil version)
-sehari sebelum study tour-
'kira-kira gue kasih
kejutan apa ya ke cakka',pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di dalam
pikiran agni dari semalam. Ia sedang duduk di balkonnya sembari menikmati
vanilla latte hangat yang dibuatnya.
"waktu itu kan cakka kasih coklat ya ke gue, mungkin
aja dia juga suka coklat, hmm… apa gue bikin coklat aja ya….", agni
berfikir dalam lamunannya sembari mencatat di dalam otaknya bahan-bahan apa
saja yang harus dibutuhkan.
"duh…. Harus cepet-cepet ke supermarket nih, udah gaada
waktu lagi", agni bergegas masuk ke dalam kamarnya dan segera mengganti
bajunya, mengambil kunci motor dan dompet lalu menaruh di sakunya. Bergegas
turun menuruni anak tangga dan membawa motornya melaju di jalanan ibu kota.
------------------------
-supermarket-
"dark coklat udah, white coklat udah, cetakan udah…
apalagi ya yang kurang…", agni membawa troli sambil membuka catatan
kecilnya, seseorang dari belakang datang dan menepuk pelan pundaknya.
"hei…"
Agni pun terkejut dan melihat ke arah belakangnya, "eh…
iel…. Yaampun lo bikin gue kaget aja..", iel hanya menyengir mendengar
ucapan agni. "lagi apa ag disini?"
Agni menunjukan trolinya, "ya iseng-iseng aja
beli", agni kembali menjalankan trolinya sembari mencari barang yang
kurang, sementara iel mengikuti agni dari belakang sambil memperhatikan agni.
"kalo lo sendiri ngapain yel disini?", agni
melihat ke belakang, iel berjalan agak cepat supaya posisinya sekarang bisa
berada di samping agni.
"gue gabut (gaada kerjaan) di rumah jadinya ya gini
deh, trus dari luar gue liat orang yang
mirip elo, jadi gue ikutin deh, eh ternyata itu elo", jelas iel sembari
mengeluarkan gagdetnya.
"btw lo udah persiapan apa aja buat study tour
besok?"
"hm… kayaknya gaada persiapan apa-apa deh, lagi study
tournya gitu-gitu aja kan", agni mengambil barang yang dibutuhkannya dan
berjalan menuju ke kasir
"btw abis ini lo mau kemana ag?", iel menaruh
belanjaannya di meja kasir, mengeluarkan dompet dan mengambil kartu kreditnya.
"balik sih, abisnya gue ga ada plan mau kemana-mana
abis ini", agni mengambil belanjaan yang sudah di bayarnya dan menaruh
trolley kembali ke tempatnya.
"makan dulu yuk, tenang aja gue yang bayarin", iel
mengambil beberapa belanjaan agni untuk membantunya Karena agni terlihat
keberatan dengan belanjaan yang ia beli barusan.
"haduh gaenak yel nanti malah ngerepotin, gue langsung
balik aja ya, gue bawa motor soalnya, makasih ya yel tawarannya", agni
bergegas membawa semua belanjaannya ke parkiran sementara iel hanya
menggelengkan kepalanya dan mengikuti agni dari belakang sembari membawa
sebagian belanjaan agni.
"makasih ya yel udah mau di bawain", agni
mengeluarkan sebagian coklatnya dan memberikan kepada iel. "anggep aja
ongkos bawain belanjaan gue, gue caw dulu ya", agni menstater motornya dan
meninggalkan iel di parkiran.
--------------------------
-keesokan harinya-
“gimana anak-anak ada yang ketinggalan tidak barangnya?”,
ucap bu winda dengan suara keras di halaman sekolah sebelum memulai study
tournya. “tidak bu”, jawab anak-anak serentak. “yasudah, kalian bisa masuk ke
bis masing-masing sekarang”
Anak-anak pun dengan segera memasuki bus yang telah
disediakan sekolah, memilih tempatnya masing-masing.
“hai kka, gue bisa duduk di sebelah lo ga?”, ucap agni
ketika memasuki bis dan hanya cakka yang duduk sendiri.
Cakka tersadar dari lamunannya, “eh… iya iya silahkan aja
kalo mau duduk”, cakka tersenyum.
Agni tanpa ragu segera duduk di samping cakka
dan menaruh barang-barang yang ia bawa di bawah kursinya.
“bawanya banyak banget, kan study tournya Cuma 1 hari”,
cakka melihat kepada agni yang sedang sibuk merapikan barangnya. Agni terdiam
dan menggaruk kepalanya, “eh…iya itu isinya Cuma makanan kok”
“makanan? Sebanyak itu? Perasaan badan lo kan ga gede ag,
kok makanannya banyak banget?”, ucap cakka terheran-heran
“ya biar pun gue kurus ceking gini tapi makan gue banyak
kka, hehehe…”, agni menyengir dan mendapat gelengan kepala dari cakka.
“kka….”, ucap agni perlahan. Pandangan cakka yang semula kea rah jendela untuk melihat
pemandangan dari luar berganti menjadi melihat ke arah agni.
“kenapa ag?”, cakka melihat serius ke arah agni dan mendapat
gelengan kepala seraya menunduk. “engga papa kak… tadi gue mau ngomong sesuatu
tapi gue lupa mau ngomong apa, hehehee”
Cakka mencubit pelan pipi agni, “haha dasar”. Agni hanya
tersenyum ketika cakka mencubit pipinya. Tak sadar mereka hampir sampai di
tempat tujuan
------------------------
“ayo anak-anak hati-hati turun dari bisnya”, ucap bu winda
ketika mereka sampai di tempat tujuan. Anak-anak dengan bersemangat turun dari
bis tak terkecuali cakka dengan agni.
Masing-masing anak berpencar, via dengan
iel, Alvin yang sedang menikmati hawa sejuk pegunungan dan cakka serta agni
yang sekarang tidak tahu harus kemana.
Kesempatan ini dipikir agni sebagai momen yang tepat untuk
menyatakan perasaannya kepada cakka dengan memberikan sebuah kotak coklat
sebagai surprise. “kka…”, ucap agni ragu. Cakka hanya berdehem dan melihat ke
arah agni. Mereka berhenti berjalan tepat di tengah-tengah kebun teh.
“gue mau ngomong sesuatu….”, agni diam sejenak. Cakka yang
heran melihat wajah agni dengan sangat serius dan dari ekspresi wajahnya cakka
sangat ingin kalau agni segera melanjutkan ucapannya.
“tapi sebelumnya lo jangan marah….”
Cakka tertawa kecil dan mengacak rambut agni, “lo aja belom
ngomong masa gue udah marah. Ngomong aja ag, gue gaakan marah”, cakka
tersenyum.
Tanpa ba-bi-bu, agni menyodorkan sebuah kotak kecil
berbentuk hati kepada cakka seraya menunduk. Cakka mengambil kotak itu dengan
wajah terheran-heran. “ini apa ag?”
“buka aja kka…”, agni masih tetap menunduk dan cakka segera
membuka kotak yang di bawa agni. Susunan coklat bertuliskan ‘I love you’
mengisi setiap bagian dari kotak itu. Cakka tersenyum dan memakan salah satu
coklat yang ada di dalam kotak.
“manis…. Kaya orang yang ngasih”, cakka kembali menutup
kotak itu dan menyodorkannya kepada agni.
“buat lo aja kka, gue emang sengaja bikin buat lo kok, gue
bingung mau ngasih apa tapi ya semua orang kan suka coklat”, ucap agni seraya
menolak kotak coklatnya.
“lo suka sama gue ag?”, DEG jantung agni serasa berhenti
berdetak seketika. Dia tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaan
cakka barusan.
“ag…. Please jawab, lo suka sama gue?”, cakka mengangkat
dagu agni dan menghadapkan wajah agni ke wajahnya. Agni yang grogi mengalihkan
wajahnya dari pandangan sambil terus memutar otak.
“maaf ag…..gue gabisa”, sontak agni pun terkejut dan melihat
cakka dengan pandangan nanar.
Cakka menunjukan sebuah kalung yang ia pakai yang sedari
tadi tertutup di sela-sela kerah bajunya. “dua hari yang lalu…. Gue balikan
sama shilla, shilla ngancem gue. Gue gatau harus gimana…..”
Agni terdiam, terus menunduk. Perlahan air matanya menetes
melewati pipinya. “oh…iya gapapa….”, ucap agni sembari tersenyum menutupi luka
yang baru saja cakka buat di hatinya.
Cakka menggengam tangan agni dengan sangat erat namun segera
dilepaskannya oleh agni.
“gue harus pergi….”, agni pun berlari kencang menjauhi
cakka sementara cakka hanya terdiam melihat agni yang semakin menjauh dan tak
sadar air mata cakka juga menetes turun di pipi cakka.
-------------------
“lo kenapa ag?”, suara Alvin mengagetkan agni yang sedang
duduk terdiam di dalam saung yang ada di kebun teh itu.
“eh Alvin….”, dengan terburu-buru agni menghapus air matanya
yang membasahi pipinya dan tersenyum melihat Alvin, “gue gapapa kok vin”
Alvin melihat ke arah agni dengan serius, mengangkat wajah
agni dan dengan menggunakan tangannya ia mengelap pipi agni yang masih terlihat
basah. “lo kenapa nangis ag? Ada masalah?”
Sejenak agni terdiam melihat Alvin, dan langsung memeluk
Alvin dengan eratnya, “udah ya jangan nangis lagi nanti cantik nya ilang”, ucap
Alvin seraya mengusap rambut agni dengan lembut.
“kalo ada masalah cerita aja ya…”, agni menggeleng pelan di
pelukan Alvin. “gue gapapa kok.. gue baik-baik aja”
“gue bakal selalu ada buat lo kok ag…”, Alvin mencium pelan
kepala agni dan kembali mengelus rambutnya. Hembusan angin yang cukup kencang
menambah dinginnya udara di pegunungan ini, lama kelamaan… agni pun tertidur
dipelukan Alvin sampai ia tidak sadar kalau sekarang agni sudah berada di dalam
bis.
-----------------------
“vin…, gue dimana?”, agni perlahan terbangun dari tidurnya
dan mendapati Alvin kini berada disampingnya.
“kita lagi di jalan balik kok, lo tadi tidurnya kelamaan
jadi terpaksa deh gue gendong sampe sini”, ucap Alvin dan mendapat anggukan
mengerti dari agni.
“terus barang-barang gue gimana dong?”
“ada di bis sebelah kayaknya, tenang aja gabakal ilang kok.
Oh ya, tadi emangnya lo duduk sama siapa ag?” Tanya Alvin penasaran.
“sama cakka vin, tadi gue ga dapet pasangan duduk eh liat
dia sendirian makanya gue duduk sama dia deh…”
“dan gara-gara cakka juga pipi lo sampe basah gini?”, agni
terdiam ketika mendapat pertanyaan seperti ini dari Alvin. Agni tersenyum
mencoba menyembunyikan apa yang sedang ia rasakan sekarang, “cakka? Ya engga
lah…. Masa sih gara-gara cakka emang gue siapanya dia coba”
“trus siapa dong?”, Alvin semakin penasaran dengan siapa
yang telah membuat agni menangis. Dan dijawab dengan gelengan kepala agni juga
senyumannya, “bukan siapa-siapa kok. Udah ah jangan dipikirin”, agni mencoba
mengalihkan pembicaraan.
“huftt… yaudah deh, ini makan dulu, pasti lo laper kan”,
Alvin mencubit pelan pipi agni dan menyodorkan sebuah kotak makan siang
“makasih ya vin, lo baik banget sama gue”, agni mengambil
kotak makan itu dan segera memakannya dengan lahap.
“dengan senang hati tuan putri”, agni pun sontak tertawa
mendengar ucapan Alvin dan kembali memakan makanan yang diberikan Alvin itu.
----------------------
-keesokan harinya-
“hai ag”, sapa via ketika agni sampai di dalam kelasnya. Via
berjalan ke arah agni dan kembali duduk di sampingnya. “kemarin gimana ide gue?
Sukses?”
Agni memejamkan matanya sebentar, berharap hatinya kini rela
melepaskan semuanya.
“cakka….”, ucapan agni berhenti dan semakin membuat via
menjadi penasaran
“cakka kenapa ag?”, via melihat wajah agni dengan serius
Agni menghembuskan nafasnya perlahan, “cakka balikan sama
shilla vi”
“APAAAA?!!!! Gue gak salah denger kan?!!! Gimana bisa?!!”,
via sontak histeris mendengar jawaban agni. Bagaimana bisa cakka kembali
berpacaran dengan shilla?
“gue gatau, gue juga ga ngerti, yang gue tau, cakka pake
kalung nama shilla sekarang…. Udah ya vi jangan di lanjut gue lagi gak mood
banget bahas cakka”, via mengelus pelan pundak agni.
“oh come on girl, mungkin waktunya emang bukan sekarang,
tapi gue yakin kok kalo lo bisa dapetin hatinya cakka… udah ya jangan sedih
lagi”, agni mengangguk mengerti, mencoba tersenyum seakan tidak ada kejadian
apa-apa.
--------------------------
Bel istirahat pun berbunyi, semua anak berhamburan keluar
kelas untuk membeli makanan karena belajar itu sangat melelahkan. Tak
terkecuali via dan agni, mereka berdua menuju ke arah kantin untuk membeli
makanan sekedar mengisi perut yang sedari tadi sudah berbunyi.
“hai ag”, ucap Alvin ketika mereka sedang berada di koridor
sekolah.
Agni tersenyum mendengarnya, “hai vin, kenapa ya?”
“nanti sore lo pulang sama siapa?”, Tanya Alvin to the
point.
Agni menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Alvin,
“gak sama siapa-siapa kok”
“nanti pulang bareng ya gue tunggu di parkiran sekolah, oh
iya… ini ada jus buat lo, diminum ya, supaya lo mendingan”, Alvin memberikan
segelas jus mangga kepada agni lalu berjalan pergi meninggalkan keduanya.
“kalo dipikir-pikir, Alvin baik juga…. Kenapa lo ga sama
Alvin aja?”, via bertanya dengan wajah bingungnya.
“ya hati mana bisa boong sih…”, agni menjawab simple
pertanyaan via dan mendapat tawaan keras dari via.
“hahaha.. bisa aja lo, yaudah yuk buruan nanti keburu masuk”
------------------------
-parkiran-
“alvin dimana sih lama banget”, agni terus melihat ke arah
jam tangannya. Waktu menunjukan pukul 4 sore namun sampai sekarang Alvin belum
ada di parkiran.
“nunggu siapa ag?”, suara cakka mengagetkan agni. “eh… bukan
siapa-siapa kok kka”, agni tersenyum tipis menjawab pertanyaan cakka
“pulang bareng yuk”, tawar cakka kepada agni
“gabisa kka, gue yang udah duluan booked agni buat balik
bareng sama gue”, suara Alvin mengagetkan mereka berdua. Alvin langsung
memberikan sebuah helm dan diterima baik oleh agni dan agni dengan segera
memakai helm yang diberikan Alvin itu.
“maaf ya lama tadi gue ada urusan bentar”, Alvin meminta
maaf kepada agni dan mendapat senyuman tipis dari agni, “iya gapapa kok, yaudah
yuk balik gue ga bisa pulang lama-lama”
“siap tuan putri”, Alvin pun segera menstater motornya dan
mengendarai motornya keluar dari parkiran, sementara cakka hanya diam termenung
melihat mereka dengan hati yang tercabik-cabik dalam waktu singkat.
“yatuhan….”
Komentar
Posting Komentar