Be my baby part2 (Cagni/Icil ver)

Sementara agni…………
                "hei, sendirian aja", sapa via menghampiri meja agni. Agni hanya melihat via perlahan dan tersenyum kecil. "kantin yuk", tawar via. Agni hanya menggeleng dan menyodorkan kotak bekal-nya yang berisi salad buah kesukaan agni. "lo lagi diet ag makannya buah?", via menyomot bekal agni dan mengunyahnya dengan sangat anggun. Agni menggeleng lagi, "engga kok,cuma suka aja sama salad buah", agni kembali memakan bekalnya. Via melihat penampilan agni, gadis manis dengan badan yang 'ideal' menurutnya, kelihatannya pendiam namun terlihat pintar. "oh iya nama kamu?", Tanya agni yang mendapat jawaban, "nama gue sivia, panggil aja via. Oh iya jangan ngomong aku-kamu dong hehe, biasain gue-elo aja". Agni menatap heran via, "tapi aku toh ndak biasa pake gue-elo", agni berkata dengan logat jogjanya sementara via hanya tertawa pelan. "ya makanya biasain aja ya, jangan keliatan terlalu 'polos' lah, soalnya cowo-cowo macem cakka suka sama cewe polos kaya lo", via meyakinkan agni sementara agni masih mencerna apa itu yang dimaksud 'polos' menurut via. "yaudahlah ya lupain aja yang tadi, salam kenal ya, semoga kita bisa jadi temen akrab gitu, see you", via tersenyum tipis lalu berjalan keluar kelas. Sementara agni hanya diam dengan tatapan kosong sambil berfikir kata 'polos' yang dibicarakan via.
                Bel masuk berbunyi, semua anak-anak kembali masuk ke dalam kelasnya masing-masing. Cakka dengan membawa jus mangga kesukaannya berjalan di koridor menuju ke kelas namun….. BRUK, seseorang telah menabrak cakka. Cakka dengan perasaan kesal segera membereskan jus mangga nya yang baru saja tumpah dan dibantu oleh orang itu. "maaf ya maaf , aku ndak sengaja nabrak kakak, tadi aku buru-bu…..", seketika ucapan agni terhenti ketika melihat siapa orang yang di tabraknya. "eh cakka…. Maaf to aku ndak senga…", badannya agni di angkat oleh cakka dan di dempet-kannya ke dinding. Kebetulan suasana koridor yang sedang sepi menambah suasana mencekam diantara agni dengan cakka.
                "lo!", cakka melihat agni dengan tatapan seakan-akan ingin menerkamnya. Agni hanya bisa menunduk , tidak sanggup menatap cakka. Nafas cakka yang memburu terdengar oleh agni dan merasakan nafas itu di sekitar lehernya. perlahan namun pasti wajah cakka semakin terasa dekat dengan wajahnya, deruan nafas itu semakin terasa dan agni merasakan ketakutan yang teramat sangat. Wajah cakka semakin mendekat dan…. "hei kalian sedang apa? Masuk sana ke kelas! Malah berbuat mesum di sekolah!", suara pak tobing mengagetkan agni dan cakka. Sontak cakka kaget dan langsung melepas kan agni dan berlari kedalam kelas. Agni masih berdiam diri mengingat-ingat kejadian yang baru saja ia lalui. Sementara pak tobing menepuk-nepuk pundaknya sambil melihat ke arah cakka, "memang sialan anak itu, tidak tahu diuntung, anak baru macam dia pun juga mau dia jadikan korban". Agni pun tersontak dengan perkataan pak tobing, "maksud bapak korban itu apa to?". Pak tobing hanya menggeleng-geleng kan kepala. "kemarin pun saya melihat dia pulang sekolah sedang membonceng si putri, sekarang dia malah seperti itu sama kau, tidak punya otak dia!". Agni melihat pak tobing dengan tatapan heran, sembari berfikir dan mulai menemukan jawaban polos atas perkataan via. "oalah.. yasudah pak saya permisi dulu sudah waktunya masuk", agni ijin pamit kepada pak tobing. "oh iya nak silahkan silahkan"
--------------------------------------------------------
                Agni pun memasuki kelas, bu winda belum datang padahal ini sudah lewat 10 menit dari bel istirahat. Agni pun segera duduk di bangkunya dan melihat ke arah cakka. Agni masih terbayang-bayang akan kejadian tadi dan merasakan bulu kuduk di lehernya merinding, sama seperti yang tadi agni rasakan di koridor.
                "ngapain lo liatin gue? Naksir?", suara cakka membuyarkan lamunan agni. "eh ndak to… siapa juga yang naksir sama situ geer", agni membela diri. "yailah, bilang aja kali kalo lo naksir, gue tau gue ganteng kok, lagi juga gue gak masalah kok", cakka bersender di bangkunya sembari melihat ke langit-langit kelas. agni hanya terdiam, lalu mengalihkan pandangan ke sudut kelas lainnya, ya tentunya bukan ke arah cakka. Memasang earphonenya dan memutarkan lagu kesukaannya,' lay me down by sam smith'
------------------------------------------------
                Tett… tetttt…..bel akhir pelajaran pun berbunyi. Agni segera membereskan buku-bukunya dan berjalan keluar kelas. Namun di depan pintu ia dijegat oleh seorang laki-laki yang agni tidak ketahui namanya.
                "mau kemana ag?", Tanya laki-laki itu. "mau pulang kak..", agni tersenyum tipis sembari menunduk ketakutan, takut kejadian yang di koridor tadi akan terulang. "gue anterin mau?", agni hanya menggeleng dan berjalan melewati laki-laki itu dengan terburu-buru. Namun sang laki-laki dengan cepat mengejar agni dan sekarang dia sudah berada tepat di hadapan agni.
                "maaf kak saya bisa pulang sendiri kok…", agni masih tetap menunduk. Dagunya di angkat dan wajahnya dihadapkan sangat dekat dengan sang lelaki. "gausah takut kali ag, gue gak bakal apa-apain elo kok. Oh iya kenalin gue Alvin, kita satu kelas tapi tadi gue denger lo masih manggil gue kak. Gue duduk di baris ketiga pojok sebelah kanan, kan kalo lo sebelah kiri", Alvin memberikan kedipan kepada agni untuk meyakinkan agni bahwa itu benar. Agni segera menepis tangan Alvin dari dagunya, dan kembali berjalan cepat melewati koridor, semakin cepat… cepat… dan sekarang dia berlari karena saking ketakutannya. "come on girl, ada yang salah?", Alvin mengangkat bahunya sambil melihat agni dari kejauhan.
----------------------------------------
                "mana bro si agni?", Tanya iel ketika melihat Alvin yang berjalan lesu ke arah parkiran. Alvin hanya mengangkat bahu sambil tetap mengeluarkan motornya. "gila bener tuh cewe.. kayaknya susah banget di dapetin", iel melihat ke arah Alvin dengan tatapan kecewa, sementara Alvin hanya menunduk ketika mendengar perkataan iel. "tadi gue liat dia ketakutan gitu pas dia gue angkat mukanya", ucap Alvin. "hah? Ngapain lo angkat mukanya? Ajigile ni anak, mau lo apain?", iel pun tersontak kaget. "lagian... dia nunduk mulu trus gue kesel jadinya gue angkat. Gue cuma mau mastiin dia bener-bener agni yang gue cari", Alvin membela diri. "ah yaudah deh ya terserah lo, harapan lo cuma 1 deh sekarang, si cakka. Dia aja udah takut vin ngeliat elo hahaha", ledek iel. "apaan sih lo, emangnya gue hantu apa, udah ah yuk jalan", Alvin pun mulai meng-gas motornya, melewati parkiran sekolah menuju istana indahnya.
-------------------------------------------
                Sementara agni yang masih shock dengan 2 kejadian tadi hanya bisa terduduk diam di atas kasur empuknya. Agni pun segera membuka laptop-nya dan mencari tau tentang mereka. Agni pun akhirnya mendapatkan jawaban apa arti 'polos' sebenarnya. Alvin dan cakka yang terkenal playboy di sekolah, suka bergonta-ganti pacar, sering membuat cewe patah hati karena tingkahnya. "oalah.. jadi ini mereka to? Kenapa yo cewe-cewe disini pada suka sama mereka? Padahal mereka ndak ada ganteng-gantengnya sama sekali, ih..", agni pun menutup laptopnya dan tertidur. Dibawah selimut hangat sementara hujan mengiringi lelap tidurnya.
--------------------------------------------
                Cakka, sibuk memainkan gitarnya sambil merasakan sejuknya udara ketika hujan. Mengingat kembali kejadian di koridor tadi. Saat wajahnya sangat dekat dengan wajah agni, saat nafasnya memburu, namun.. pada saat itu cakka merasakan nyaman yang teramat sangat, getaran jantungnya berdetak cepat. Suara petir membuyarkan lamunannya. Cakka pun tiba-tiba mendapatkan ide untuk mencari tahu siapa agni sebenarnya.
-----------------------------------------------
                Agni pun terbangun dari tidurnya. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore. Seperti kebiasaanya ia pada saat di jogja, agni pun segera membereskan kasurnya dan segera mengganti sandal tidur nya dengan running shoes. Dengan ditemani oleh mp3 kecil dan sebuah earphone di telinganya, mengiringi semangat jogging di sore hari yang sejuk.
                Pada saat ia sedang berlari, sebuah motor lewat di depannya tanpa agni sadari. Motor itu menyerempet agni dan membuat agni terjatuh yang membuat kaki-nya terasa sakit sekali. Pengendara motor itu turun dan menghampiri agni. "maaf mba, mba gapapa kan?", Tanya pengendara itu dengan suara panik, "kalo mba kenapa-kenapa saya bawa ke rumah sakit mba". "ndak usah, saya baik-baik aja kok mas", ucap agni sambil memgang betisnya. Pengendara itu merasa familiar dengan suara yang baru saja ia dengar, dengan cepat ia membuka helm-nya dan ternyata itu adalah cakka. "agni?!", ucap cakka kaget ketika melihat orang yang ia tabrak adalah agni. Dengan segera dia membopong agni dan membawanya ke arah rumahnya untuk mendapatkan pertolongan dengan segera.
--------------------------------------------

                "gimana ag lo udah baikan?", Tanya cakka sembari mengurut kaki agni perlahan. "aw… pelan-pelan", agni melihat ke arah kakinya yang biru. Sementara cakka terus mengurut sambil mengoleskan minyak urut di kaki agni. "sorry ya ag gue ga sengaja", ucap cakka. Agni melihat ke arah cakka sembari tersenyum, "ndak papa kok, lagi cuma kaki aja yang terkilir, besok juga sembuh". "kalo besok engga sembuh gimana?", cakka menatap ke arah agni dan kembali mengurut. "ya itu sih DL", agni tertawa kecil mengakhiri kalimatnya. "oh iya ag, logat jawa lo ilangin dong, gue jadi canggung ngomongnya sama lo", ucap cakka sambil menyengir. "harus ngomong gue-elo kaya elo gitu?", ucap agni masih dengan logat jawanya. "hahaha, biasain makanya", cakka memberikan senyuman terbaiknya kepada agni. Ketika agni melihat senyuman itu, jantung agni bergetar tidak biasanya.. bergetar kencang dan….. ah tidak mungkin.

Komentar

Postingan Populer